Sebagai manusia, kita pasti pernah merasakan hal-hal yang membuat kita kecewa dan sakit hati—bahkan yang membuat kita down. Ada pertanyaan yang muncul di benakku, dan sekali waktu saya pernah bertanya kepada teman-teman di kelas: Apakah seseorang boleh marah? Apakah seseorang boleh mendendam?
Banyak dari mereka yang menjawab—“ya boleh, kenapa tidak....”—dengan alasan yang berbeda-beda. Sayangnya, saya kurang puas dengan jawaban-jawaban mereka; saya belum menemukan jawaban yang pas atas pertanyaan tersebut.
Sampai suatu waktu, saya melihat salah seorang teman sekelas yang membaca sebuah buku dengan judul menarik, ‘How To Keep Your Cool’. Buku yang berisi kumpulan esai-esai pilihan dari filsuf Stoikisme Romawi—Seneca—ini merupakan sebuah panduan klasik untuk menavigasi amarah; menggambarkan perspektif Stoa sehubungan dengan cara mengatur sesuatu yang ia sebut “pathos” (emosi).
Pada bagian sinopsis buku, yang berjudul asli ‘De Ira’ (On Anger), ini terdapat satu kutipan dari Seneca bahwa “kemarahanmu adalah sejenis kegilaan, karena kau menetapkan harga tinggi untuk hal-hal yang tak terduga.” Pernyataan ini mungkin sekilas tampak ambigu, tetapi saya berharap melalui tulisan ini, Anda dapat terbantu untuk memahami apa yang Seneca maksud di atas dan tentu saja jawaban yang saya temukan mengenai pertanyaan saya di awal paragraf tulisan ini.