Pembahasan ini bermula dari ketertarikan saya pada salah satu tokoh empiris yang membuat saya berfikir bahwa pemerintah yang otoriter itu tidak selamanya buruk bahkan terkadang dibutuhkan. Tokoh yang saya maksud di atas adalah Thomas Hobbes (1588–1679).
Thomas Hobbes lahir pada tanggal 5 April 1588, di Westport, sekarang bagian dari Malmesbury di Wiltshire, Inggris. Ia terlahir prematur karena ibunya mendengar kabar tentang invasi Armada Spanyol yang akan datang. Itulah mengapa Hobbes pernah melaporkan bahwa “ibu saya melahirkan anak kembar: saya dan rasa takut.”
Hobbes dididik di gereja Westport sejak usia 4 tahun, pergi ke sekolah Malmesbury, dan kemudian ke sekolah swasta yang dikelola oleh seorang pemuda bernama Robert Latimer, lulusan Universitas Oxford. Hobbes adalah murid yang baik, dan antara tahun 1601 dan 1602 ia pergi ke Magdalen Hall, pendahulu Hertford College, Oxford, di mana ia diajarkan logika skolastik dan matematika.
Di universitas, Thomas Hobbes tampaknya telah mengikuti kurikulumnya sendiri karena ia kurang tertarik dengan pembelajaran skolastik. Meninggalkan Oxford, Hobbes menyelesaikan gelar BA-nya di St John’s College, Cambridge, pada tahun 1608.