Tentang Kepercayaan, Mitos, dan Kebenaran Baru di Masa Depan

Author: Fadhel Fikri

Kepercayaan adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata. Dalam agama sendiri kepercayaan lebih sering disebut dengan keimanan, yaitu meyakini akan adanya suatu kekuatan adikodrati atau transenden yang dapat menciptakan, mengatur, serta memusnakan seluruh kehidupan. 

Namun seiring berkembangnya zaman, kepercayaan tersebut selalu mengalami perubahan dan pergantian. Dimana manusia berganti meyakini hal yang baru dan lalu menganggap bahwa kepercayaannya yang lama tak lebih dari sekadar mitos.

Di Yunani, jauh sebelum masehi, masyarakat sangat kental dengan kepercayaan-kepercayaan terhadap dewa-dewi. Segala sesuatu yang terjadi di dunia selalu dikaitkan dengan dewi-dewi tersebut. Misalnya, terjadinya petir di langit akan dianggap sebagai aktivitas Dewa Zeus, dan/atau tsunami yang dianggap sebagai hasil dari tindakan Poseidon. Hal ini sering terjadi mengingat pada masa itu kemajuan kognitif manusia masih belum mampu menjelaskan secara rasional tentang cara kerja alam tersebut. 

Pada masa kekuasaan gereja di Eropa sekitar abad ke-17 dan 18, ilmu pengetahuan menjadi stagnan, sebab semuanya berada di bawah kaki geraja dan kebenaran dimonopoli oleh otoritas keagamaan. Saat itu, kebanyakan orang meyakini Geosentris (bumi sebagai pusat alam semesta) sebagai fakta dan kebenaran karena dianggap sesuai dengan dogma gereja.