Beberapa libertarian tidak menyadari perbedaan antara feminisme libertarian dan feminisme lainnya. Mereka bahkan mengkritik feminis libertarian tanpa mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan feminisme libertarian atau bahkan feminisme itu sendiri. Esai ini adalah salah satu upaya untuk memperjelas kebingungan tersebut.
Feminis libertarian percaya, sebagaimana kelompok feminisme lainnya, bahwa perempuan dan laki-laki musti memiliki kebebasan yang sama. “Feminisme pada intinya menuntut agar perempuan diperlakukan sebagai manusia yang merdeka,” tulis ilmuwan politik feminis Drucilla Cornell—keyakinan yang sangat disetujui oleh feminis libertarian.
Keyakinan kami pada kebebasan, seperti libertarian lainnya, didasarkan pada gagasan mengenai hak individu dan kebebasan bagi setiap orang. Seperti feminisme lain, kami menolak stereotip peran gender yang membatasi otonomi perempuan dan laki-laki untuk menjadi apa yang mereka mau sebagai individu yang merdeka. Seperti feminisme lain, kami juga setuju bahwa baik perempuan maupun laki-laki telah dirugikan oleh stereotip ini. Keyakinan kami pada individualisme lah yang membuat kami menolak gagasan stereotip peran gender atau stereotip lain yang membatasi pilihan individu; Ini termasuk stereotip ras, etnis, dan seksualitas serta stereotip lain yang dibuat oleh kelompok masyarakat.
Bagi kami, kefanatikan adalah pelanggaran terhadap individualisme. Pada tingkat individu dan psikologis, pun kami percaya pada otonomi individu dan hak setiap individu untuk membuat pilihan atas hidupnya sesuai dengan keinginan mereka. Seperti yang telah saya uraikan dalam esai saya yang lain, tentang masalah ini, kami mengikuti jejak filsafat feminisme individualis yang telah datang sebelumnya.