Tasawuf Martabat Tujuh: Menemukan Tauhid dalam Agama-Agama Lain

Tasawuf Martabat Tujuh: Menemukan Tauhid dalam Agama-Agama Lain

Dulu, dulu sekali. Berkaca pada pengalaman saya sendiri, saya pernah mempunyai “keyakinan” kalau umat beragama lain (di luar agama saya) itu adalah orang-orang yang ber-IQ jongkok karena menyembah dan menuhankan benda-benda seperti patung.

Apakah nalar sehat mereka itu di-hack permanen oleh setan, atau apakah Tuhan memang sebegitu lucunya sehingga membuat dagelan dengan menciptakan orang-orang bodoh di luar keyakinan agama saya itu? Bahkan mereka tidak menyembah satu patung atau satu batu berhala yang dijadikan kiblat tunggal, melainkan menyembah dan menghormat pada banyak patung.

Jadi begitulah pikiran saya saat itu, bahwa kebodohan umat agama lain memang berlapis-lapis dan akut; Selain meyakini jika Tuhan itu berwujud patung dengan seni indah yang mereka ciptakan sendiri, mereka juga meyakini bahwa Tuhan itu sangat banyak, bukan Tunggal, bukan Esa seperti dalam Pancasila yang merupakan falsafah negeri ini.

Namun, apakah faktanya memang seperti itu? Apakah benar umat beragama lain itu adalah orang-orang dengan nalar primitif yang menyembah dan menuhankan patung, sehingga perlu dicerahkan kejahiliyahannya? Apakah benar ajaran agama-agama lain itu tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila dan maka dari itu patut diusir dari negeri ini?