Di salah satu ceramahnya, penulis David Foster Wallace menjelaskan apa tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Bagi Wallace, pendidikan bukan tentang bagaimana menginput atau menghafalkan semua pelajaran yang diberikan guru atau dosen ke dalam otak kita, tetapi untuk mengajarkan kita tentang sesuatu yang jauh lebih mendasar tentang hidup: menyadari kemampuan setiap orang untuk memilih apa yang ingin dipikirkan dan apa yang ingin dilakukan.
Tentu kau boleh-boleh saja hidup dengan bersikap reaktif terhadap rutinitas keseharianmu. Di jalan raya, kau rindu dengan mobil yang melaju kencang. Di minimarket, kau bosan menunggu antrian. Di tempat kerja, kau mengalihkan perhatianmu ke hal apa pun di sekitarmu agar lamanya waktu tidak terasa dan cepat berlalu.
Beberapa orang menjalani hidup mereka seperti itu. Mereka melakukan apa saja yang mereka bisa untuk bagaimana mengatasi momen yang membosankan dan sulit dalam rutinitasnya. Ada juga yang hobi mengeluh, dan terus-menerus bernostalgia dengan masa lalunya seperti 'saya dulu begini atau begitu' dan/atau berangan-angan dengan masa depannya. Kita lupa bahwa waktu, baik masa depan maupun masa lalu, bukan lah hal yang bisa ditarik-ulur sesuka hati seperti ketika kita menonton Youtube. Menangisinya pun tidak berguna.