Hari Ini Aku Belajar: (Bahwa) Feminisme Bukan Berarti Membenci Laki-laki


Secara defenisi, feminisme merupakan teori kesetaraan atau keadilan dalam berbagai aspeknya; mulai dari politik, ekonomi, dan hingga sosial dalam perspektif gender. Jadi tidak mungkin feminisme menyiratkan diri sebagai paham yang membenci laki-laki (misandri). Secara literal, misandri memiliki arti yang hampir mirip dengan misoginis, yaitu berprasangka buruk terhadap laki-laki (sedangkan misoginis berarti beprasangka buruk terhadap perempuan).

Dalam kehidupan sehari-hari, acap kali kita bertemu dengan orang-orang yang menyamakan antara feminisme dan misandri; bahwa menjadi seorang feminis juga berarti menjadi pembenci laki-laki. Namun demikian, tidak bisa dipungkiri, memang ada beberapa feminis yang melakukan misandri ini. Ini adalah kekeliruan umum. Padahal, poin inti dari feminis ialah Anda tidak dapat dikatakan sebagai seorang feminis selama Anda tidak percaya bahwa setiap gender, termasuk laki-laki, berhak mendapatkan hak yang sama/setara.

Jadi, Apa yang Feminisme Inginkan?

Sebagai seorang feminis, saya percaya bahwa kita perlu meruntuhkan budaya patriarki agar perempuan benar-benar bisa mencapai kesetaraan. Namun, ini bukan berarti bahwa kami berusaha untuk menggulingkan sistem lama dengan membawa tatanan baru seperti matriarki. Tujuan para feminis adalah agar tak ada lagi satu pun gender yang diistimewakan dengan mengorbankan hak gender lain. Ini adalah perbedaan yang mendasar antara seorang feminis dan misandri.

Bagaimana pun, patriarki akan memberi efek yang sama, baik kepada laki-laki maupun perempuan; Ia memberitahu perempuan bahwa mereka membutuhkan suami untuk bertahan hidup, dan juga memberitahu laki-laki, bahwa mereka harus terlihat kuat dan otoritatif - dan bahwa orang-orang transpuan seharusnya tidak pernah ada. Ini adalah sistem yang memelemahkan masing-masing gender. Namun begitu, anehnya, kita begitu menjunjung tinggi budaya seperti ini.