Ada banyak sekali film tentang seni, budaya, dan filsafat bagi kalian yang ingin tahu bagaimana para filsuf menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit. Film-film tentang filsafat seringkali mengangkat tema-tema seperti eksistensialisme, etika, dan bahkan budaya pop.
Namun tidak semua film filsafat itu dibuat sama, dan beberapa penonton yang tidak punya latar belakang filsafat mungkin akan kesulitan memahami isi film-film tersebut secara keseluruhan. Meskipun ada beberapa film yang menonjol karena penggarapannya yang cukup jelas menggambarkan filsafat yang tadinya sulit menjadi lebih mudah dengan teknik visual yang menakjubkan, dan bahkan lucu.
10. What The Bleep Do We Know!? (2004)
Fisika kuantum dan kesadaran bersatu dalam What the Bleep Do We Know!? Sebuah film bergaya dokumenter yang disutradarai oleh William Arntz, Betsy Chasse, dan Mark Vicente. Dalam film ini, mereka mengandaikan bahwa alam semesta fisik adalah konstruksi pikiran, dengan materi dan pikiran yang kodependen.
Ini adalah film yang menarik yang dapat membuat kalian mempertanyakan realitas kalian sendiri. What the Bleep Do We Know!? adalah konsep filosofis yang berakar pada pseudo-sains yang dibuat dengan mewawancarai para ahli kimia dan fisikawan. Namun sayang, kata-kata mereka sering diuraikan dan diambil di luar konteks. Penggemar mistisisme kuantum mungkin menikmatinya, tetapi penonton yang belum pernah mendengar konsep inti dalam film ini mungkin akan menganggapnya aneh.
9. When Nietzsche Wept (2007)
Ditulis dan disutradarai oleh Pinchas Perry, When Nietzsche Wept adalah dramatisasi mengharukan dari kehidupan dan pemikiran filsuf Jerman Friedrich Nietzsche. Film ini menyoroti bagaimana kehidupan asmara Nietzsche dan persahabatannya dengan psikoanalis terkenal, Sigmund Freud.
Di film ini, terdapat cukup banyak penjelasan tentang bagaimana kontribusi penting Nietzsche dalam dunia filsafat. Pernyataannya yang terkenal bahwa "Tuhan sudah mati," serta ide-ide awal Freud tentang psikoanalisis pun juga digambarkan dalam film ini.
Sebenarnya When Nietzsche Wept adalah film yang cukup menarik, terutama bagi mahasiswa filsafat, tetapi nilai produksinya yang buruk dan aktingnya yang, harus diakui, murahan mungkin cukup mengganggu para penggemar film filsafat.
8. Being In The World (2010)
Being In The World adalah film dokumenter yang mencoba untuk mengeksplorasi dan menggambarkan pemikiran filsuf Jerman Martin Heidegger tentang "Dasein." Dengan mewawancarai para filsuf kontemporer seperti Hubert Dreyfus, Taylor Carman, Mark Wrathall, dan banyak lagi. Dalam film ini, sutradara Tao Ruspoli mampu menjelaskan konsep filsafat fenomenologi yang kompleks dengan cara sederhana dan mudah dipahami oleh orang awam.
7. I Heart Huckabees (2004)
Penonton yang suka dengan komedi gelap mungkin suka dengan film yang satu ini. Film tahun 2004 ini adalah film komedi yang berkisah tentang dua orang "detektif eksistensialis" yang mana mereka mencoba untuk membantu klien mereka untuk menemukan makna hidup, baik dalam karier maupun hubungan asmara.
Dalam pembuatannya, sutradara David O. Russell tahu bagaimana menggambarkan absurditas hidup dengan baik. Alur ceritanya yang terpisah juga membantu karakter dan penonton untuk mencapai pemahaman filosofis bahwa segala sesuatu itu terhubung. Beberapa dari kita mungkin menganggap alur cerita yang berbeda dalam film ini mengaburkan estetika filmnya, namun mereka yang menghargai film yang unik dan tidak biasa tentang gagasan-gagasan filsafat wajib menonton film ini.
6. Goodbye To Language (2014)
Goodbye to Language garapan sutradara Jean-Luc Godard adalah salah satu karyanya yang banyak dipenuhi teka-teki, yang menyampaikan banyak hal kepada para penggemar yang akrab dengan film-filmnya. Film eksperimental ini menceritakan satu kisah cinta dari dua perspektif, sehingga memungkinkan kita untuk merasakan kegembiraan dan sakit hati berkali-kali sepanjang menonton film ini.
Film ini menceritakan lebih dari sekadar kisah romantis. Godard mengundang penontonnya untuk melihat kehidupan melalui kacamata baru. Film ini menggunakan sudut pandang yang unik yang mungkin tidak cocok bagi semua orang, namun mereka yang menghargainya akan menganggap film dan semua keunikan di dalamnya bermanfaat.
5. The Ister (2004)
Pemirsa dibawa melalui bentangan panjang Danube di The Ister, di mana sutradara David Barison dan Daniel Ross mewawancarai beberapa filsuf kontemporer tentang berbagai topik-topik sulit dalam filsafat. Film yang dibuat tahun 2004 ini awalnya nampak berbelit-belit, tetapi pada akhirnya konsep filsafat tentang perang, puisi, teknologi, dan sebagainya bersatu untuk menyampaikan pesan pedih yang cukup mengejutkan.
Mereka yang masih asing dengan gagasan-gagasan Heideggerian mungkin merasa tersesat sepanjang menonton film ini. Namun mereka yang bisa memaafkan sinematografinya yang agak... tidak memuaskan ini, mungkin akan menganggap bahwa film ini adalah film yang cukup menantang dan unik.
4. Sisyphus (1974)
Sisyphus adalah film pendek yang wajib ditonton bagi siapa saja yang akrab dengan mitos tersebut, atau paling tidak, pernah membaca Camus. Sutradara Marcell Jankovics dengan apik menggambarkan perjuangan tokoh mitologi Yunani ini dengan cara yang lebih sederhana. Ini mungkin bukan film filsafat yang menakjubkan atau rumit, namun film ini menyampaikan pesan inti dari mitologi Sisipus dengan cara yang sederhana dan bermakna.
3. The Pervert's Guide To Ideology (2012)
Sutradara Sophie Fiennes mengabadikan kepribadian, humor, dan kecerdasan seorang Slavoj Zižek dalam film dokumenter ini. The Pervert's Guide to Ideology, seperti prekuelnya, The Pervert's Guide to Cinema, membawa sang filsuf ke dalam adegan-adegan populer dari beberapa film-film terkenal.
Ideologi adalah sorotan utama dalam sekuelnya, karena Zižek berbicara tentang pemikiran-pemikiran filsafat dan beragam ideologis tersembunyi dalam budaya pop. Film seperti The Sound of Music, Full Metal Jacket, dan bahkan The Dark Knight pun juga ditampilkan dalam film ini. Terlepas dari pandangan politik dan filsafat penonton, film ini bisa menjadi salah satu film yang cukup mencerahkan, karena sebagian besar adegannya selalu menghibur.
2. Examined Life (2008)
Examined Life karya Sutradara Astra Taylor sering dianggap sebagai salah satu film filsafat terbaik sepanjang masa karena konsepnya yang brilian. Alih-alih mewawancarai para filsuf kontemporer di rumah atau di kantor mereka, film ini menampilkan para filsuf berjalan di antara kerumunan orang sembari berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Tokoh filsuf terkenal seperti Judith Butler, Peter Singer, dan Avital Ronell memberikan penjelasan yang dapat dipahami tentang konsep inti karya mereka yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa film dokumenter ini kurang menyinggung beberapa topik rumit dalam filsafat, namun demikian, sebagian besar penggemar mungkin akan mengatakan bahwa ini adalah contoh yang menarik tentang bagaimana orang memanfaatkan pandangan filsafatnya dalam hidup.
1. Waking Life (2001)
Siapa pun yang tertarik dengan filsafat harus menganggap Waking Life karya sutradara Richard Linklater sebagai tontonan penting. Film eksperimental tahun 2001 ini memiliki visual yang menakjubkan. Estetika yang dihasilkan menyatu sempurna dengan tema inti film seperti mimpi, kesadaran, kematian, dan eksistensialisme.
Film ini berlabuh pada pengalaman seorang pria muda saat ia berjalan melalui lanskap seperti mimpi yang penuh dengan keanehan-keanehan. Dia bertemu dan berbicara dengan banyak orang tentang banyak hal mulai dari mimpi hingga makna hidup. Ini adalah film yang cukup mencekam dari awal hingga akhir dan membuka peluang bagi penonton untuk membuat interpretasi mereka sendiri.
Penulis