Loading...

ABDAKU... bertawakal padamu 
melamunkan tanpa kejelasan
kutuai segenap penyambutan
terayun keelokan aspirasi,
muara tak berderai....

desiran batin yang tak bisa dilerai,
amigdalaku selalu berdalih akanmu
lembayung sisipkan satu pintaku
tersiah, daya pikatmu tak bisa kunafikan
gusar tak terkandung....

paviliun pengharapanku telah buyar,
ratapan itu selalu kutangkap 
tak acuh malam atau siang 
Keceriaanmu melamunkan di anjungan asaku
selamat atas denyut hangatmu.

Malam Dan Kopi

SETIAP kata kubaktikan
untukmu duhai pujaan terkasih
ditemani secangkir kopi yang membius,
aku mengembara dalam bentala ideku 
menjumpaimu di sana,
dan memanggulmu untukku....

engkau hadir disetiap goresanku,
malam yang sejuk membabas sarwa  
coretan tinta akan seluruh arti 
ahhh... aku melalaikan entitas, 
bahwa engkau hanyalah angan-anganku.

Rancu

AKU yang bebal 
sececah kilauan purnama indah bak permata 
tak menyilaukan dan indah tuk dipandang....

jauh angan-anganmu berambisi
lamun ,maaf kau tak bisa memikat bulan....

bulan tak kan mampu berpucuk dengan matahari
semakin engkau berjerih tuk menyanding
semakin engkau larut dalam kekecewaan.

Kelam Kabut

LAMA tak bersua 
jeritan batin mengeras dalam denyutan
deruan nafasmu tak lekang dari memori
indah lamun mengerikan.

rengkuhan hangat yang engkau berikan 
tak pernah kulupakan 
kau hanya mesti membongkar kain pembatas itu
agar kita berbalas-balasan memandang dalam memori. 

amigdalaku sungguh penat 
tak bisa berceloteh kendati engkau di depanku 
beri aku durasi untuk batinku.

Sembilu

LARA yang kau antarkan 
berakhir gelisah yang kupersembahkan....

matamu sungguh membiuskan untuk kupungkiri,
memori yang bergelayut berharap untuk diputar kembali.
ohh... ingin rasanya aku kembali 

saat kita sempat memulai janji dan saling mengingkari
datang tanpa awal 
dan pergi tanpa akhir.

Deni KodaryaniPengagum Fiersa Besari


Lebih baru Lebih lama