Loading...


LIHATLAH aku 
dengan semangat menggebu 
menggebu,
walau sering dianggap tabu 
kala mendengar segala ocehmu 
membuat otakku 
mendadak beku.
suara kalian terlalu 
merdu 
untuk mengasihaniku,
namun,
kuterima dermamu 
untukku 
supaya aku bisa maju.

Angan-Angan

HEI, 
aku rindu.
kemana saja kau,  
aku menantimu? hanya 
semilir angin sahaja 
yang mendengar 
bualanku,
hanya aku yang 
merasakan;

entahlah. kau begitu pelik untukku. 
kulihat 
saat kau berkisah,
sungguh aku menyukai waktu 
itu
meski aku tahu,
kau takkan membalasnya, 
tapi aku, 
cukup menikmatinya;
teruslah menjadi kepelikanku.

Abnormal

SEMUA memandangku asing 
mereka sepakat memanggilku 
sinting, 
apa kalian membenciku? 
aku hanya berbeda.
kesamaan apa
yang kalian butuhkan?
ah,
persetan dengan bualanmu!
aku hanya menikmati 
nasib;
jasmaniku selalu menyatu
ketika aku menikmati 
kebebasan.

tak adakah,
yang bisa menerimaku? 
baiklah.
sambut aku tuhan, dengan nistaku 
inilah yang kumau halikuljabbar!

Broke

DULU aku tak 
mengira
memiliki tempat nyaman 
untuk kembali.
dulu, 
dulu sekali 
semua seakan semu; 
aku tak pernah memiliki warna.

badai seolah datang 
melenyapkan hiruk-pikuk 
di dalam gubuk itu,
tak ada yang tahu, 
semua 
seakan membisu penuh redam
bak merapi yang siap meleduk;

asu!
kulahap semua ocehan kalian 
aku tak tahu 
akan membela siapa 
bahkan,
kalian menyuruhku untuk 
memilih? 
aku lelah,
dan akhirnya menyerah.

Pelangi

KAU datang setelah menghampiri 
bumi-tuhan.
guntur 
pun tak ada bedanya 
bersahutan tak kenal henti.

usai hujan memporak-porandakan bumi 
pelangi pun datang 
dengan eloknya; lamun
pulang dan pergi tanpa pamit.
matahari pun tak pernah bertanya 
kepada
pelangi, sekalipun 
ia mengaguminya;
matahari kerap 
menunggu kedatangannya 
sekalipun tak pernah menghampirinya.

Deni KodaryaniPengagum Fiersa Besari


Lebih baru Lebih lama