waktu berjalan tak kenal henti. masalah terus menghadang tiap jejak yang kutapaki, hingga membawaku di suatu masa yang tak dapat kulerai; saat di mana kau berlalu pergi, dan meninggalkan segudang kenangan tanpa permisi.
kendati pun, wujudmu tak lagi bersamaku, lamun kenanganmu menjaga cintaku; membuatnya bertumbuh tak pernah layu.
meskipun kita terpisah oleh jarak dan waktu, cintamu tetap merasuk kedalam jantung, yang menjadikanku orang yang paling beruntung.
Lamun, kini aku sadar,
tembangmu menjadi nyata dalam rupa cinta. laiknya doa pada Yang Kuasa. membuatku berjuang ikhlas, meski dengan cinta yang kandas.
Kabar
SANG budak yang ingin merayakan hari kebahagiaan, sontak terhenti karena surat undangan. sang maharani mewartakan pesan; agar sang budak hadir dalam panggung suci.
semuanya di luar nalar. membuat tubuh sang budak terus bergetar, bulan kebahagiaan berubah pilu.
Pengakuan
SANG ratu sampai di altar kesucian
duduk di atas kemuliaan yang paling putih,
di ruang lapang yang indah, dengan lantunan lagu kebahagiaan.
di tempat lain, sang budak duduk membatu di kejahuan. tak terasa air mata jatuh bercucuran, sekuat tenaga berperang,
dengan rasa sakit yang sulit ditepiskan;
aku lah sang budak,
budak yang sadar
akan keikhalasan cinta.
akulah sang budak,
rasa sakit dan penderitaan 'kan kuabaikan untuk cinta
karena, jiwa-ragaku selalu kupersembahkan di hadapan cinta.
Aku lah Sang Budak
KUHARAP kau dapatkan harapku;
kebahagiaan yang kuperjuangkan
tiada putus walau ditelan ruang dan waktu
apalagi hanya ikrar penghulu.
meskipun kau terbang dengan bahagiamu
menari dan bernyanyi bersama bintang kecilmu. aku 'kan selalu berusaha,
menjaga cahayamu
walau ku hanya bisa mengagahmu di kejauhan.
sudah ku baktikan jiwa-ragaku
untuk menjaga bahagiamu
sampai kelak ada yang memanggilku
untuk pulang,
terbaring lemah
di atas tumpukan tanah dan batu.
kau tetap bidadariku
meski kini kau tak lagi bersamaku
aku tetap lah budakmu,
budak dari semua awal kebahagiaanmu.
Meleburkan diri
DALAM diri kau hadir
bermain dan menari
menunjukkan keindahanmu yang hakiki
hingga memenuhi tiap sudut di hati
ku 'kan meleburkan diri
ke dalam indahmu,
melepaskan segala kemelekatan selainmu
supaya jiwaku menyatu bersamamu
memberikan ragaku sepenuhnya ragamu
karena,
inginmu adalah bahagiaku
pintamu adalah kewajibanku
dan lukamu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku.
Sang Perindu
INGINKU mengingkari rasa,
engkau yang kini telah pergi menjauh dari sisi. entah mengapa bayangmu selalu ada,
seakan melebur bersama ideaku.
cinta kita yang berakhir duka-luka
membuatku tak percaya lagi lakumu
mudahnya kau beralih hati
membuatku jadi tak bedaya
kini aku bertutur pada semesta,
membuatku percaya; bahwa
jarak dan waktu, tak 'kan bisa
menghapus cinta.
inilah aku
sang perindu
meski engkau telah pergi
dan
tak lagi kembali,
hatiku selalu menantimu
aku selalu menunggu cinta,
meski pun cinta tak meminta untuk ditunggu
semuanya kulakukan tanpa henti
sampai ardi-bentala memanggilku kembali
agar menghadap
kepada Ilahi
untuk bercerita tentang cinta yang telah dianugrahi.
Moh Fadhel Fikri, Manusia yang berteman dengan sunyi.
Penulis